Vihara Dharma Suci

Vihara Dharma Suci

Tuesday, March 23, 2010

Apa Arti dari Lonceng?


Seorang biksu muda di sebuah kuil bertugas untuk membunyikan lonceng menurut perintah kuil, sebagai tanda untuk melakukan sesuatu sehari-hari, pada pagi hari dan sekali pada sore hari. Pada mulanya ia sangat serius. Tetapi enam bulan kemudian ia merasakan tugas ini seperti mesin dan membosankan serta merasa tidak bebas. Suatu hari kepala kuil mengumumkan perubahan tugas untuk biarawan muda ini dan dia ditugaskan membawa potongan kayu dan air ke pelataran belakang. Ia tidak lagi dekat dengan lonceng. Biksu muda merasa aneh dan bertanya kepada kepala kuil, “Apakah karena saya membunyikan lonceng tidak tepat waktu, tidak bergema dengan keras?” Kepala kuil berkata, “Bunyi lonceng sangat nyaring, tetapi bunyi itu sangat suci. Namun pikiran anda tidak memahami makna tentang membunyikan lonceng, juga anda tidak melakukan itu dengan sepenuh hati. Bunyi lonceng itu tidak hanya sekedar jam kuil, bagian terpentingnya adalah untuk membangkitkan kesadaran semua makhluk hidup yang tenggelam dan terlena. Oleh karena itu, bunyi lonceng tidak hanya nyaring serta merdu, tetapi juga bulat, bertenaga, jauh dan mendalam. Jika hati seseorang tidak memahami arti mendalam dari hal ini, sama seperti tidak hormat kepada Buddha. Jika tidak tulus hati, bagaimana mungkin anda menerima tugas tersebut?” Mendengar kata-kata ini, biksu muda merasa malu. Sesudah itu, ia berkultivasi dengan lebih serius dan akhirnya menjadi seorang biksu yang luar biasa.

Pada pagi hari seorang biarawan lanjut usia mendengar lantunan lonceng yang merdu. Ia dengan penuh perhatian mendengarkannya. Dengan cepat bunyi lonceng berakhir, ia memanggil seseorang di atas, bertanya, “Siapakah yang membunyikan lonceng?” Biarawan yang dipanggil menjawab, “Seorang biarawan muda yang baru tiba.” Biarawan tua berkata pada biarawan baru itu, “Pagi ini, ketika membunyikan lonceng, bagaimana suasana hatimu?” Biarawan baru yang sedikit bingung ditanya demikian menjawab, “Tanpa suasana hati tertentu. Saya hanya membunyikan lonceng.” Biarawan tua berkata, ”Masa? Ketika membunyikan lonceng, pasti anda mempunyai suatu pemikiran, karena suara yang saya dengar hari ini sangatlah mulia. Hanya seseorang yang melakukan dengan sepenuh hati - baru dapat menimbulkan suara demikian.” Biarawan baru berpikir sejenak dan berkata, ”Sebenarnya, saya tidak berpikir tentang hal lain. Sebelum saya menjadi seorang biarawan, guru keluarga saya seringkali mengingatkan - ketika membunyikan lonceng, saya harus tulus menghormati lonceng sebagai Buddha karena maknanya yang mendalam, dan menggunakan segenap hati bisa menimbulkan bunyi agung, menghormati Buddha agar berhasil melakukannya.” Biarawan tua itu sangat senang atas jawaban biarawan muda dan berkata kepadanya, “Mulai sekarang, saat anda menghadapi apa pun, pastikan anda tidak melupakan pola pikir demikian.”

Sebetulnya, hal ini tidak hanya berlaku pada lonceng saja. Dalam segala sesuatu, menggunakan pikiran dan mempunyai perhatian penuh sangatlah penting. Kepala biara membebastugaskan biksu muda dalam kisah pertama karena ia hanya mengerjakannya sebagai formalitas dan tidak menganggapnya sebagai sebuah tugas yang sakral dalam kultivasinya. Ia kurang rasa hormat, tidak memandang tugas ini sebagai prioritas, dan kurang bertanggung jawab. Itulah sebabnya lonceng yang dibunyikannya tidak bermakna. Biarawan yang kedua memukul lonceng dengan baik, karena ia memahami “rasa hormat pada lonceng sebagai Buddha.” Pikirannya diisi dengan rasa hormat kepada Sang Buddha. Itulah mengapa dengan sendirinya ia telah bersikap penuh tanggung jawab serta sepenuh hati melakukan tugas ini. Pengaruhnya tentu saja baik.

Sebuah pepatah berkata, “Kita dapat menilai apakah seseorang punya tekad atau tidak hanya dengan memperhatikan bagaimana cara ia menyalakan api dan menyapu lantai.” Hanya ketika seseorang melakukan dengan baik dalam berbagai hal kecil, baru dapat berhasil di dalam melakukan hal besar. Ini juga melandasi kebenaran bahwa hanya orang dengan pikiran lurus yang dapat melakukan perbuatan lurus.


Sumber: Kebijakanjernih.net
Image: Flickr.com

Wednesday, March 17, 2010

Acara Kawin Perak



Untuk menyonsong Ulang Tahun Perak Vihara Dharma Suci, telah kami adakan acara kawin perak. Bagi yang berminat harap segera daftar kepada Bapak Kuang Chen. Untuk informasi lebih lanjut dapat melihat Brochure Attachment.